Film Jumbo hadir sebagai salah satu karya animasi lokal yang berhasil memadukan kehangatan cerita, visual yang memukau, serta pesan moral yang mendalam. Disutradarai dengan totalitas dan dikerjakan selama lima tahun oleh sekitar 400 kreator, Jumbo bukan sekadar film anak-anak biasa—ia adalah perayaan tentang keberanian, persahabatan, dan usaha untuk merelakan yang telah pergi.
Contents
- 1 Don dan Geng Dongengnya
- 2 Visual Memikat dan Karakter Menggemaskan
- 3 Soundtrack dan Musikal yang Menyentuh
- 4 Pesan-Pesan Moral yang Kuat tapi Tak Menggurui
- 5 Karakter Pendukung yang Bikin Ngakak dan Menggemaskan
- 6 Mengangkat Tema Kehilangan dengan Lembut
- 7 Kesimpulan: Jumbo Layak Diberi Panggung Lebih Besar
Don dan Geng Dongengnya
Cerita berpusat pada seorang anak bernama Don Asik, yang dijuluki teman-temannya sebagai “Masa Ketidakpastian di Masa Mendatang”. Julukan ini mungkin terdengar aneh, namun di baliknya tersembunyi karakter Don yang ceria, optimis, dan penuh semangat meskipun sering menjadi korban bullying.
Don memiliki dua sahabat sejati: Nurman dan Mae. Ketiganya punya mimpi yang sederhana tapi berarti—ikut pentas dongeng di festival kampung mereka. Bagi Don, mendongeng bukan sekadar hobi. Ia mewarisi buku dongeng buatan tangan dari almarhum orang tuanya, yang menjadi pengingat dan warisan penuh cinta. Sayangnya, ketika hendak pentas, buku tersebut justru dicuri oleh Ata, si tukang bully kampung.
Di saat Don berada di titik putus asa, muncullah karakter mengejutkan: hantu baik hati bernama Mary. Mary berjanji akan membantu Don mendapatkan kembali bukunya, dengan syarat Don juga harus membantunya mencari orang tua Mary yang telah hilang. Dari sinilah petualangan ajaib dimulai.
Visual Memikat dan Karakter Menggemaskan
Satu hal yang menonjol dari Jumbo adalah kualitas animasinya yang sangat layak diapresiasi. Karakter-karakternya dirancang dengan ekspresi dan desain yang gemesin—cocok banget buat anak-anak. Ketika dibandingkan dengan animasi luar negeri, Jumbo tetap tampil percaya diri. Detail-desain seperti pentas kampung, desa, hingga “Pulau Gelembung” yang merupakan bagian dari dongeng Don, divisualisasikan dengan penuh imajinasi dan warna.
Uniknya, animasi dalam bagian mendongeng menggunakan gaya gambar sketsa yang berbeda dari bagian utama film. Ini memberikan nuansa visual yang segar dan kreatif, menunjukkan bahwa kreator benar-benar menggarap film ini dengan niat dan cinta.
Soundtrack dan Musikal yang Menyentuh
Tak hanya animasinya yang memukau, sisi musikal Jumbo juga mencuri perhatian. Ada beberapa adegan musikal, terutama saat Don dan Mary bernyanyi bersama. Lagu-lagu yang disuguhkan terdengar manis, mengalir alami, dan menyentuh hati. Bahkan, dongeng Pulau Gelembung bisa didengarkan di Spotify, membuktikan bahwa Jumbo serius membangun dunianya.
Pengisi suara di film ini juga bukan sembarangan. Sebut saja Prince Poetiray sebagai Don, Bunga Citra Lestari (BCL), Angga Yunanda, Ariyo Wahab, Cinta Laura, hingga komedian Aci Resti. Nama-nama besar ini memberikan sentuhan profesional sekaligus menyenangkan pada karakter-karakter animasi tersebut.
Pesan-Pesan Moral yang Kuat tapi Tak Menggurui
Hal yang paling menyentuh dari film ini adalah bagaimana ia mengangkat tema kehilangan, bullying, dan penerimaan diri secara halus dan menyenangkan. Don adalah anak yang kehilangan orang tuanya, namun ia tetap optimis, ceria, dan berusaha mencapai tujuannya. Ia tidak meratap atau menjadi sosok yang menyedihkan, sebaliknya ia menghadapi hidup dengan semangat.
Karakter Atta, si tukang bully, juga ditampilkan dengan cukup kompleks. Di balik sikap kasarnya, ternyata ia memiliki sisi lain yang menyentuh. Ia hidup hanya dengan kakaknya, dan terlihat bahwa sebenarnya ia anak yang baik. Lewat perspektif ini, Jumbo mengajarkan penonton untuk tidak menilai orang dari satu sisi saja. Bahkan kakaknya sempat berkata, “Jangan sampai kesedihanmu membuat kamu jadi marah ke dunia.” Sebuah pesan yang sederhana tapi kuat.
Karakter Pendukung yang Bikin Ngakak dan Menggemaskan
Selain tokoh utama, karakter pendukung seperti Nurman, Mae, hingga panitia festival bernama Bang Aji juga memberikan warna tersendiri. Nurman, misalnya, memiliki tiga kambing yang selalu mengikutinya ke mana-mana. Meskipun terasa tak masuk akal, kehadiran kambing-kambing ini justru jadi salah satu elemen komedi yang sangat cocok untuk penonton anak-anak.
Ada juga panitia festival dengan gimmick lucu seperti “panitia datar” dan “panitia panik”—yang kemungkinan besar jadi joks internal untuk penonton dewasa. Ini membuat Jumbo bisa dinikmati oleh berbagai kalangan usia, baik anak-anak maupun orang tua yang menonton bersama.
Mengangkat Tema Kehilangan dengan Lembut
Salah satu tema besar di Jumbo adalah kehilangan orang tua. Hampir semua karakter utama di film ini hidup tanpa kehadiran ayah atau ibu. Don kehilangan kedua orang tuanya, Mae adalah anak angkat, Nurman tinggal bersama kakeknya, dan Ata hanya hidup berdua dengan kakaknya.
Namun, alih-alih menjadi cerita yang kelam, film ini justru membawa pesan positif: bahwa kehilangan bukan akhir dari segalanya. Dengan dukungan teman, keberanian, dan harapan, anak-anak tetap bisa tumbuh dan bermimpi. Salah satu dialog paling menyentuh datang dari Don yang berkata bahwa mungkin saja orang tuanya mengirim Nurman sebagai pengganti mereka—sebuah kalimat yang mampu membuat hati mencelos.
Kesimpulan: Jumbo Layak Diberi Panggung Lebih Besar

Jumbo adalah film animasi lokal yang penuh dengan cinta, kreativitas, dan pesan moral yang relevan. Ia membuktikan bahwa animasi buatan anak negeri pun bisa tampil megah, menyentuh, dan layak ditonton berkali-kali.
Dengan karakter-karakter kuat, cerita yang menyentuh, musik yang indah, serta visual yang menawan, Jumbo memberikan tontonan keluarga yang hangat namun juga mengajak kita berpikir. Apakah kita sudah cukup baik menerima orang lain seperti Don menerima dirinya sendiri?
Jika kamu mencari film anak-anak yang bisa dinikmati seluruh anggota keluarga dengan pesan yang mendalam tapi tetap menghibur, maka Jumbo adalah pilihan yang tepat. Dan siapa tahu, setelah menontonnya, kamu akan lebih menghargai sebuah dongeng sederhana… yang mungkin menyimpan kekuatan besar di dalamnya.