Baru-baru ini, sebuah berita yang cukup menghebohkan beredar di media. Sepasang mahasiswa kedapatan mendokumentasikan adegan percintaan mereka, entah apa motifnya. Hal ini berujung pada rencana pihak universitas untuk mengeluarkan mereka atau drop out (DO), menurut berita dari Viva berjudul “Heboh KKN Undip Viral: Videonya Sangat, Ah Sudahlah”. Namun, apakah keputusan untuk DO ini benar-benar adil?
Saya pribadi tidak setuju dengan keputusan ini. Mengapa universitas harus ikut campur dalam kehidupan pribadi mahasiswanya? Bukankah perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat bagi seseorang untuk tumbuh dan belajar menjadi dewasa? Mahasiswa yang sudah berusia di atas 18 tahun adalah individu dewasa yang secara hukum sudah dianggap mampu mengambil keputusan sendiri. Jadi, selama mereka tidak melanggar hukum negara, seharusnya kehidupan pribadi mereka bukanlah urusan kampus.
Jika memang ada pelanggaran hukum yang terjadi, seperti penyebaran konten yang melanggar norma atau privasi, maka hukum negara seharusnya yang menangani, bukan kampus. Ada hukuman yang lebih relevan seperti denda, sanksi hukum, atau bahkan penjara, jika memang terbukti bersalah. Namun, mengeluarkan mahasiswa dari kampus hanya karena kehidupan pribadinya menyimpang dari norma universitas? Rasanya terlalu berlebihan.
Kesalahan terbesar mereka, menurut pandangan saya, bukan pada apa yang mereka lakukan dalam kehidupan pribadi mereka, melainkan pada kebodohan dalam membiarkan rekaman itu tersebar. Jika hal tersebut tidak bocor ke publik, mungkin kita tidak akan pernah mendengar kasus ini. Namun, apakah kebodohan ini cukup untuk menghancurkan masa depan akademis mereka?
Bagaimana pun, setiap keputusan harus dipikirkan dengan matang. Drop out bukanlah solusi yang tepat untuk setiap masalah, terutama ketika hal itu melibatkan kehidupan pribadi mahasiswa. Sebagai institusi pendidikan, universitas seharusnya lebih bijaksana dalam menangani kasus semacam ini dan memberikan dukungan yang lebih mendidik daripada memberikan hukuman yang terlalu berat.